Long Life Education
Posted by on Wednesday, November 25, 2009
Under: kisah
BEIJING - Tuntutlah ilmu dari buaian
hingga liang lahat. Pepatah itu benar-benar dihayati oleh seorang kakek
di China bernama Bo Laidong (89).
Warga Jinan, Provinsi Shandong, China, itu telah menjadi mahasiswa selama 24 tahun terakhir, atau nyaris seperempat abad lamanya.
Bo terdaftar pada jurusan kaligrafi di sebuah universitas semenjak 1985, atau setahun setelah kampus itu didirikan. Demikian dikutip dari kantor berita Xinhua, Rabu (19/8/2009).
Warga Jinan, Provinsi Shandong, China, itu telah menjadi mahasiswa selama 24 tahun terakhir, atau nyaris seperempat abad lamanya.
Bo terdaftar pada jurusan kaligrafi di sebuah universitas semenjak 1985, atau setahun setelah kampus itu didirikan. Demikian dikutip dari kantor berita Xinhua, Rabu (19/8/2009).
Bo, yang pernah memenangi sejumlah penghargaan lomba kaligrafi tingkat
nasional, berencana bertahan di universitasnya hingga lima tahun
mendatang. Dia mengaku ingin berpartisipasi dalam perayaan 30 tahun
berdirinya kampus.
Semangat kakek asal Taiwan ini patut jadi
contoh. Demi memberi teladan pada cucunya, Chao Muhe, 96, tak segan
mendaftar masuk universitas dan hebatnya ia pun diwisuda pada hari yang
sama dengan cucunya.
”Cucu saya terlalu santai, kurang keras berusaha. Jadi untuk memberinya contoh yang baik saya pun ikut mendaftar kuliah,” ujar Chao yang pensiunan dosen itu. Chao pun akhirnya lulus studi S2 di bidang filsafat dari University of Southern China, sementara Zhao Shuangzhan, 32, cucunya, lulus dari Universitas Chung Hua.
Chao juga beralasan dia kuliah lagi untuk mengisi waktu setelah dia mencapai batas usia maksimal untuk bekerja sebagai sukarelawan di sebuah rumah sakit. Meski selama kuliah usianya terpaut 70 tahun dengan rekan seangkatannya, Chao mengaku tak punya masalah bergaul. ”Saya bisa berteman akrab dengan siapa saja,” katanya.
”Cucu saya terlalu santai, kurang keras berusaha. Jadi untuk memberinya contoh yang baik saya pun ikut mendaftar kuliah,” ujar Chao yang pensiunan dosen itu. Chao pun akhirnya lulus studi S2 di bidang filsafat dari University of Southern China, sementara Zhao Shuangzhan, 32, cucunya, lulus dari Universitas Chung Hua.
Chao juga beralasan dia kuliah lagi untuk mengisi waktu setelah dia mencapai batas usia maksimal untuk bekerja sebagai sukarelawan di sebuah rumah sakit. Meski selama kuliah usianya terpaut 70 tahun dengan rekan seangkatannya, Chao mengaku tak punya masalah bergaul. ”Saya bisa berteman akrab dengan siapa saja,” katanya.
Tapi diakuinya, dia sering harus
lek-lekan belajar sampai dini hari agar tak ketinggalan dari
rekan-rekannya yang seusia dengan cucunya itu. Lebih hebat lagi, Chao
tak pernah sekali pun bolos kuliah meski tiap pagi dia harus
berganti-ganti bus untuk mencapai kampusnya.
In : kisah