BEIJING - Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat. Pepatah itu benar-benar dihayati oleh seorang kakek di China bernama Bo Laidong (89).

Warga Jinan, Provinsi Shandong, China, itu telah menjadi mahasiswa selama 24 tahun terakhir, atau nyaris seperempat abad lamanya.

Bo terdaftar pada jurusan kaligrafi di sebuah universitas semenjak 1985, atau setahun setelah kampus itu didirikan. Demikian dikutip dari kantor berita Xinhua, Rabu (19/8/2009).

Bo, yang pernah memenangi sejumlah penghargaan lomba kaligrafi tingkat nasional, berencana bertahan di universitasnya hingga lima tahun mendatang. Dia mengaku ingin berpartisipasi dalam perayaan 30 tahun berdirinya kampus.




Semangat kakek asal Taiwan ini patut jadi contoh. Demi memberi teladan pada cucunya, Chao Muhe, 96, tak segan mendaftar masuk universitas dan hebatnya ia pun diwisuda pada hari yang sama dengan cucunya.
”Cucu saya terlalu santai, kurang keras berusaha. Jadi untuk memberinya contoh yang baik saya pun ikut mendaftar kuliah,” ujar Chao yang pensiunan dosen itu. Chao pun akhirnya lulus studi S2 di bidang filsafat dari University of Southern China, sementara Zhao Shuangzhan, 32, cucunya, lulus dari Universitas Chung Hua.

Chao juga beralasan dia kuliah lagi untuk mengisi waktu setelah dia mencapai batas usia maksimal untuk bekerja sebagai sukarelawan di sebuah rumah sakit. Meski selama kuliah usianya terpaut 70 tahun dengan rekan seangkatannya, Chao mengaku tak punya masalah bergaul. ”Saya bisa berteman akrab dengan siapa saja,” katanya.




Tapi diakuinya, dia sering harus lek-lekan belajar sampai dini hari agar tak ketinggalan dari rekan-rekannya yang seusia dengan cucunya itu. Lebih hebat lagi, Chao tak pernah sekali pun bolos kuliah meski tiap pagi dia harus berganti-ganti bus untuk mencapai kampusnya.