3 KESALAHAN FUNDAMENTAL PENJUAL
by Josua Iwan Wahyudi - EQ Master Trainer Indonesia

Saya jelas tidak dilahirkan sebagai seorang penjual.


Tapi akhirnya saya mengerti bahwa menjual itu tidak melulu mengandalkan pandai bicara. Ternyata ada banyak kegiatan menjual yang bisa kita lakukan. Beberapa orang memang dilahirkan dengan bakat alami untuk mampu “berjualan” kapanpun dan dimanapun tanpa membuat seseorang merasa sedang diminta untuk membeli.


Namun, bagi orang-orang seperti saya yang tidak lahir dengan bakat seperti itu, berjualan menjadi sesuatu yang harus dipelajari. Bersyukurnya, memang kemampuan itu BISA dipelajari!


Sepanjang perjalanan kehidupan saya dan pengalaman di dunia profesional, saya pun juga menemukan banyak orang-orang seperti saya (yang lahir tanpa bakat menjual), namun entah terpaksa entah sukarela, memilih jalur karir sebagai penjual. Apakah karir itu sebagai salesman, marketer, di bagian promosi, maupun copywriter.


Seringkali ketika melihat orang-orang ini “beraksi”, saya bagaikan melihat diri saya sendiri. Jelas-jelas melakukan teknik penjualan yang “kasar” dan “old fashion” yang mayoritas berakhir pada sales rejection (just like me before). Walaupun memang ada hasilnya juga dan bisa menghasilkan pembelian, namun seringkali penolakan calon pembeli menyayat beberapa bagian dalam rasa berharga kita. Well, siapa sih yang mau ditolak orang?


Saya pun juga pernah mengalami bagaimana menjadi orang yang bukan diri-sendiri dan dengan “jayus”nya memaksa berjualan demi sesuap nasi (dan segenggam berlian juga!). Kadang berhasil, seringkali gagal.


Kenyataan itu makin membuktikan betapa bahwa saya memang tidak dilahirkan sebagai penjual. Saya pikir waktu itu mungkin saya harus selamanya menjadi orang di balik layar yang hanya bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa tanpa bisa menjualnya.


Namun, beruntunglah saya segera tahu bahwa kemampuan berjualan pun BISA dipelajari. Bukankah pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan? Maka saya pun mulai mempelajari dunia marketing dan penjualan. Dan salah satu ilmu yang sangat menggetarkan hati saya adalah teknik SUBCONCIOUS SELLING atau nama populernya disebut dengan HypnoSelling.


Tunggu dulu... Jangan buru-buru berpikir bahwa ini adalah teknik untuk “mengguna-gunai” atau “menggendam” orang lain agar membeli barang kita dengan tidak sadar. Justru kebalikannya! Ilmu ini mengajarkan seseorang untuk menjual dengan sangat masuk akal, diterima oleh klien, dan mengarahkan terjadinya pembelian dengan sesadar-sadarnya.


Ijinkan kali ini saya sharing sedikit fundamental dari teknik Hypnoselling ini. Sedikitnya ada 3 alasan kenapa sebuah penjualan berakhir dengan kegagalan (penolakan) dan 3 alasan ini pula yang menjadi alasan terjadinya pembelian. Apakah 3 alasan itu?


1. Mengapa?
Syarat utama seseorang bisa membeli produk Anda, ia harus tahu untuk apa ia membeli. Saya selalu berkata “tidak ada yang tidak bisa dijual!” asalkan Anda menemukan orang yang tepat dan alasan yang tepat mengapa ia harus membeli. Kebanyakan para penjual tidak memberikan alasan yang cukup kuat dan hanya sekedar menjual semua kelebihan-kelebihan produknya. Jika kelebihan itu tidak menjadi alasan untuk membeli, maka kelebihan itupun menjadi sia-sia.


2. Siapa?
Apakah Anda sudah menjadi sosok yang cukup “hipnotik” bagi calon pembeli? Bayangkan, Anda ingin membeli sebuah komputer. Di toko pertama Anda berhadapan dengan karyawan yang tidak tahu apa-apa tentang spesifikasi komputer. Anda mengajukan list dan dia bengong apa itu. Sementara di toko kedua, Anda berhadapan dengan ownernya sendiri yang bisa menjelaskan panjang lebar tentang spesifikasi Anda, bahkan memberikan saran dan rekomendasi agar pembelian Anda lebih baik dan efektif! Meski harga toko kedua sedikit lebih mahal, Anda tentu akan pilih membeli di toko kedua bukan?


3. Bagaimana?
Saya menulis di twitter saya (#josuawahyudi), sebelum Anda meminta tangan seseorang (atau isi dompetnya!), Anda harus lebih dulu mendapatkan hatinya. Saya sendiri sudah terlalu banyak bertemu dengan para penjual yang terlalu “to the point” berjualan. Dan saya sangat terganggu dengan penjual-penjual seperti ini. Meski mungkin produknya bagus, namun saya sudah terlanjur menutup hati karena cara dia berjualan yang terlalu kasar. Seharusnya sebagai penjual, kita menguasai teknik-teknik komunikasi dan persuasi agar bagaimana dalam 5 menit pertama kita bisa langsung mendapatkan hati calon pembeli kita. Bukankah ada iklan berkata, “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda?”


3 kesalahan fundamental ini yang sering menjadi jebakan bagi para penjual. Namun jangan kawatir, karena tidak pernah ada kata terlambat. Anda masih bisa belajar dan meng’upgrade’ ilmu berjualan Anda. Bahkan masih banyak teknik berjualan tanpa Anda harus bertatap muka lebih dahulu. Dalam dunia yang serba modern ini, Anda benar-benar BISA menjual APAPUN!

Saya yakin Anda juga bisa menjadi seperti saya. Kalau saya berhasil meningkatkan penjualan untuk usaha saya, maka Anda pun juga bisa!


Salam,
Josua Iwan Wahyudi